Pikiran Rahmat Post
EKSPEDISI SYC KE GUNUNG GEDE
September 28, 2009
Ini pengalaman pendakian ke gunung gede pertama buat saya, dan juga hampir semua tim di ekspedisi ini. Kita ber-6 yaitu, Saya sendiri (Rahmat), Hasan, Agus, Nasr, Jay, n Raden. Dari 6 orang Cuma Hasan yang bukan dari SYC, tapi dia dari SETAPAK (suatu organisasi pendakian kel. TamanBaru).
Biarpun begitu kita tetep selalu kompak ko’. Tapi Jangan harap deh… Cewe cewe manis nan lugu, yang biasanya jalan-jalan ke mall, yang gak pernah lupa pake pelembab n lip balm, dan yang jelas, gak tau apa apa tentang pegunungan n masalah hutan rimba, Mau gabung bersama kita. Huehuehuehehe…
PERJALANAN CILEGON - CIBODAS
Selama Perjalanan menuju Cibodas cukup melelahkan-buat saya. Di karnakan kita mengambil jalur kota, di daerah ibukota kita mengalami banyak sekali kendala, yaitu mulai dari cuaca yang panas menyengat, kemacetan, sling kopling motor Agus yang putus di tengah jalan, sampai dengan jalur yang terlewat ( dikit nyasab lah..), dan juga dari barang bawaan kita yang lumayan banyak. Jadilah “berakit rakit kehulu – berenang renang entah sampai kapan”.
CIBODAS
Abis makan Bersama , kita membuat wedang jahe peprek + susu, yah.. sekedar penghangat badan tuk menghadapi malam yang tak ketahuan seberapa dinginnya nanti. Sambil membuat menu minuman tradisional yang orisinal tersebut, kami saling berbincang yang entah kemana arah perbincangannya, mungkin persiapan menghadapi pendakian besok atau muungkin entah apalah saya juga kurang begitu inget karna obrolan tsb ga pernah ada seriusnya selalu saja ada banyolan yang terselip di obrolan kami.
Setelah minum wedang jahe peprek + susu, badan lumayan anget… persiapan tuk tidurpun mulai kami lakukan, mulai dari memakai baju n jaket yang di rangkap 2 sampai 3 rangkap, sarung tangan, kaos kaki, kupluk, n yang paling penting tak boleh terlupakan yaitu sleeping bag.
Mungkin karna kelelahan selama perjalanan, atau memang persiapan kita yang begitu matang tuk menghadapi dinginnya malem pada saat tidur, akhirnya kami pun tertidur lelap juga, sampai subuhpun tiba.
PINTU MASUK
Pagi harinya Pendakianpun kami mulai melalui jalur pintu masuk cibodas.
Dalam pendakian ini kita melewati berbagai objek pemandangan yang begitu mempesona, mulai dari aliran air jernih di sepanjang perjalanan, telaga biru yang memang warnanya biru di karnakan terdapatnya banyak ganggang biru yang tumbuh di dalam telaga tsb, n yang paling mempesona yaitu air terjun cibereum.
CIBEREUM WATERFALL
Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat. Tak mau melewatkan momen penting, biasa kita bergaya dulu... tuk di abadikan.
Taking a picture!!!
WELCOME TO THE JUNGLE
Jalan setapak menuju Air Terjun Cibereum ternyata belum ada apa2nya. Kami baru menghadapi kenyataan setelah persimpangan. Inilah pendakian yang sebenarnya. I am syok, we are shock. Waktu itu saya rada pesimis bisa apa gak nyampe puncak. Tapi saya tetap semangat. Biar kita maju terus. Naik… naik… terus naik… Walaupun langkah terseok-seok. Napas tersengal-sengal. Tapi yang penting jalan terus. Lama-kelamaan. Pesimis nya hilang. Ganti semangat. Badan memang cape, tapi jadi terbiasa. Dan baru kali itu saya liat badan berasep karena kepanasan.
WAY TO TOP
Singkat cerita: kami menyusuri aliran air panas (asik banged), ketemu sepasang Bule yang ngakunya from holand, seperti yang ga mau terlewat dengan momen ketemu bule di tengah utan, jay n hasan pun langsung minta poto bareng. Ni potonya ;
Di gunung gede Jay ber Gaya sama bule gede bro!!!
Dari Aliran air panas Perjalanan kami lanjutkan ke kandang batu, 1 jam menuju kandang badak, melewati tanjakan setan yang seru, dan tanjakan lagi, tanjakan lagi… tanjakan lagi… Rasanya ga berujung padahal kita mo ngejar sunset.
PUNCAK GEDE
Kita nyampe di puncak tepat sunset. Langsung poto2, keburu gelap. Ntar Sunsetnya jadi gak sempet ke jepret.
Sore hari, berangin, dingin, begini ya kalo di atas gunung… Gak ada suara motor or mobil, langitnya bersih, udara bebas polusi. Uufffhhh aaahhhh… puas2in deh bernafas. Puas2in menikmati SunSet, Puas2in ngeliat puncaknya Pangrango sama Salak. Puas2in ngeliat awan yang mengalir dari satu gunung ke gunung yang lain. Puas2in... pokonya ga kan pernah puas dech.
Dan menurut saya ini lah pengalaman yang benar2 berharga, benar2 terkesan, benar2 tak kan terlupakan, benar2 saya nikmati, yaitu pengalaman ketika sudah memasuki waktu maghrib, melakukan sholat dengan bertayamum, ma’lum persediaan air terbatas. Subhanallah betapa tenang dan damai terasa,dalam shalat yang di iringi hembusan angin dingin, saya merasakan betapa kecilnya diri ini bila di bandingkan dengan penciptaan-NYA yang sedang kami pijak ini. Inilah pengalaman pertama saya melakukan sahalat di puncak gunung. Allahuakbar...
Nice View From The afternoon High
Jam 7 malem, Setelah ga puas2 kita menikmati pemandangan puncak gunung gede n sekitarnya, kita mulai turun menuju surya kencana untuk bermalam. Waktu itu, saya gak melihat ada tanda2 pendaki lain yang ada di puncak. Cuma kami. Di tengah ganasnya alam.
ALUN ALUN SURYA KENCANA
Selama 30 menitan,perjalanan dari puncak menuju Surken, dengan jalanan yang menurun dan melewati hutan belantara.
Sampe di Surken, karna udah malem n gelap kita ga bisa menikmati seperti apa pemandangan sekitar, kami langsung cari lokasi tuk mendirikan tenda, cari kayu bakar, masak n makan malem. Setelah selese semuanya Karna di luar suhu cukup dingin kira2 mencapai 5⁰C, kami langsung masuk tenda berbenah tuk tidur. Mencoba tidur selama 2 jam tapi gak merem2 juga karena kedinginan. Di paksa2in tuk tidur akhirnya tertidur juga walaupun ga bisa nyenyak n sekali2 terbangun karna merasakan dingin yang tembus menusuk tenda, menusuk seeliping bag, menusuk jaket yang rangkap-2, menusuk kaos yang rangkap-3, n menusuk badan sampai ke tulang. Malam begitu panjang kami rasakan, seakan mentari sengaja enggan terbit tuk memberikan kehangatan pada kami. Alhamdulillah akhirnya si cantik terbit juga, walaupun masih sedikit malu2, dengan membawa senyum kehangatan buat kami, dan menerangi alam sekitar yang mula2 tak tau seperti apa keadaan sekitar, tapi karna sinar paginya yang menerangi. Subhanallah saya melihat berputar ke semua arah penjuru mata angin, mulai dari utara – timur laut – timur – tenggara – Selatan – barat daya – barat – barat laut. Sabana.. sabana.. sabana..
Finally i find it!!It’s so beautiful.. mana ada mata air yang mengalir pula… jadi bisa ngisi perbekalan air minum. Sayangnya gak ada sapi…
soalnya dalam bayangan saya sabana itu ada sapi2 yang lagi makan rumput n ada gembalanya yang menunggang kuda dengan berpakaian koboy gitu… he3x…
Alun alun surya kencana ini berupa sabana yang luas… Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. . Berada pada ketinggian 2.750 m.dpl. dengan jarak 11,8 km. Saya berasa di pelem2 kolosal, kaya Lord Of The Ring atau Narnia, jiwa-jiwa frodo saya jadi bangkit deh….
Sarapan Pagi sambil ngangetin badan, , jalan-jalan dengan menginjak rumput-rumput liar ( ga’ pa2 di idnjak, ga’ da larangan jangan menginjak rumput ), puas-puasin menikmati harumnya bunga edelweiss yang baru mekar, beres2 tenda n peralatan, terus saat nya pulang. Sebelum memasuki hutan belantara kita harus mengitari sabana sejauh 2 kilometer. Lebih jauh lagi juga gpp, hehhe…
JALUR PUTRI
Nah ini yang melelahkan buat kaki. Jalur ini Cuma hutan dan turunan. Ga ada air terjun, telaga biru, atau air panas seperti jalur Cibodas. Kita bener2 in de middle of nowhere. Di tengah hutan saya berasa kayak di dongeng….entah kenapa ekosistem vegetasi di situ asing bgt buat saya…jadinya rada aneh…hihihihi!.
Sebenernya saya punya masalah dengan turunan. Buat saya, lebih baik naik daripada turun. Tapi waktu itu, saya sugesti in supaya saya gak ragu2. Loncat sana, loncat sini, pegang pohon sana pegang pohon sini. Dengan berbagai gaya yang aneh, karena medannya juga aneh2. Kadang2 kita harus meluk2 pohon. Perosotan di pohon. Hehehhee… pada akhirnya akibatnya pun terasa otot kaki saya terasa keram, berjalan pun sedikit di seret, yah.. biarpun ga’ sampe seperti suster ngesot tapi repot juga sech..
So.. karna kita memarkirkan motor di cibodas Kami menuju cibodas denga menaiki angkot dengan jurusan Cipanas-Cibodas. Di dalem angkot biarpun kelelahan kita tetap ngobrol ngalor-ngidul, wetan-kulon, dan yang ga pernah ketinggalan banyolan-banyolan konyol selalu terucap.